Jakarta – https://backlinkedu.online/ Pemerintah Korea Utara (Korut) membela kerja sama militernya dengan Rusia, dengan mengatakan hubungan tersebut ditujukan untuk “memastikan perdamaian dan stabilitas” di Eropa dan Asia.
Kedua negara telah memperkuat kerja sama militer dalam beberapa tahun terakhir. Pyongyang juga memasok senjata dan pasukan untuk mendukung perang Moskow melawan Ukraina.
Sekitar 600 tentara cuan128 Korea Utara telah tewas dan ribuan lainnya terluka saat bertempur untuk Rusia, menurut anggota parlemen Korea Selatan, Lee Seong-kweun, mengutip dinas intelijen negara tersebut.
Sebelumnya, sebuah kelompok pemantau sanksi multilateral yang mencakup Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, dan delapan negara lain, pada hari Jumat lalu, mengecam hubungan tersebut sebagai “melanggar hukum”. Tim Pemantau Sanksi Multilateral tersebut, yang diluncurkan Oktober lalu tersebut, memantau dan melaporkan pelanggaran sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara, meskipun beroperasi secara independen dari PBB.
Sebagai tanggapan, Pyongyang mengatakan kerja samanya dengan Moskow “ditujukan untuk melindungi kedaulatan, integritas teritorial, dan kepentingan keamanan negara-negara serta memastikan perdamaian dan stabilitas di kawasan Eropa dan Asia”.
Dilansir kantor berita AFP, Senin (2/6/2025), pernyataan dari seorang pejabat kementerian luar negeri Korut menyebut hubungan dengan Rusia sebagai “puncak hubungan antarnegara”.
Disebutkannya bahwa Pyongyang dapat “membangun tatanan dunia multibenua berdasarkan rasa hormat yang tulus terhadap kedaulatan, kesetaraan, dan keadilan”.
Simak juga Video: Rusia Rilis Rekaman Latihan Militer Bareng Korut